Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengunjungi dua negara yang sedang berperang, Ukraina dan Rusia. Lawatan tersebut bakal menjadi sangat bersejarah.
"Presiden Jokowi
akan merupakan pemimpin Asia pertama yang akan melakukan kunjungan ke dua
negara tersebut," ujar Menlu Retno Marsudi dalam keterangan pers virtual
Rabu (22/6).
"Dalam kunjungan ke
Kiev dan Moskow, tentunya Bapak Presiden akan melakukan pertemuan dengan
Presiden (Volodymyr) Zelensky dan Presiden (Vladimir) Putin," tutur dia.
Retno menyatakan, tujuan
utama lawatan Presiden Jokowi adalah menunjukkan kepedulian Indonesia atas
situasi dunia saat ini. Perang antara Rusia dan Ukraina pecah sejak 24 Februari
2022 lalu.
"Kunjungan Presiden
ini menunjukkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan, mencoba memberikan
kontribusi untuk menangani krisis pangan yang diakibatkan karena perang dan
dampaknya dirasakan oleh semua negara terutama negara berkembang dan
berpendapatan rendah, dan terus mendorong spirit perdamaian," ucap Retno.
Retno tidak membeberkan tanggal pasti kapan Jokowi akan bertolak ke Kiev dan Moskow. Ia hanya memastikan lawatan itu akan berlangsung setelah Jokowi mengunjungi Jerman pada 27 Juni 2022 mendatang.
Peran Indonesia dalam
Politik Bebas dan Aktif
Presiden Jokowi menyatakan sikap
Indonesia terkait situasi di Ukraina.
Presiden Jokowi mengatakan
penanganan krisis Ukraina harus
dilakukan secara cermat agar bencana besar bagi umat manusia bisa dihindarkan.
Peran Indonesia sebagai
negara yang menjunjung tinggi prinsip bebas aktif,
sangat diperlukan terhadap konflik antara Rusia versus Ukraina.
Karena
dalam hubungan (antar negara) luar negeri, Indonesia juga
menegaskan konsistensinya dengan prinsip tersebut dalam krisis Ukraina.
Sehingga Indonesia berkesempatan
memainkan perannya sebagai negara yang menganut prinsip bebas aktif dalam
politik luar negerinya.
Guru Besar Hukum
Internasional UI Hikmahanto
Juwana menilai apa yang disampaikan Presiden Jokowi sangat tepat.
"Karenanya siapapun
yang kalah ataupun menang dalam kemungkinan perang di Ukraina, tidak bisa menuduh
Indonesia memiliki keberpihakan," ucapnya.
Tentunya, eskalasi perang
akan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi internasional.
Untuk itu, Presiden Jokowi mengatakan bencana
besar bagi umat manusia bisa dihindarkan.
"Saatnya sekarang bagi Indonesia untuk tampil dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban dunia," katanya.
Anggota Komisi I DPR RI
Mayjen TNI (purn) TB
Hasanuddin menilai rencana kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) ke Ukraina dan Rusia adalah sebuah hal positif bagi diplomasi damai
Indonesia.
Hasanuddin menyebut kunjungan kenegaraan tersebut merupakan langkah sangat strategis karena dua hal.
"Setidaknya sudah 100 hari lebih terjadi konflik bersenjata antara kedua negara dan belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir," kata Hasanuddin kepada wartawan, Rabu (22/6/2022).
Sebab, konflik Ukraina
dan Rusia telah berdampak negatif bagi stabilitas harga komoditas seperti
minyak mentah dan bahan pangan secara global.
Termasuk di Indonesia, harga beberapa bahan pangan seperti gandum atau minyak goreng mengalami kenaikan drastis.
"Semoga agenda
kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke kedua negara nanti dapat membuahkan
hasil yang positif dan konkrit bagi Indonesia di tengah ancaman krisis pangan
dan ekonomi global yang semakin terlihat didepan mata saat ini,"
pungkas TB
Hasanuddin.
0 Response to "Jokowi Pemimpin Asia Pertama yang ke Rusia dan Ukraina"
Posting Komentar