UMKM, Tonggak Utama Pembangun Negeri

 



Kita semua tidak dapat memungkiri, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah tonggak utama dalam pembangunan Indonesia. Namun, Covid-19 terbukti telah mempengaruhi pertumbuhan UMKM secara besar-besaran. Maka, sejak awal pandemi Pemerintah memberikan prioritas untuk melindungi UMKM melalui Program PC-PEN.

“Pandemi memberikan pukulan keras bagi usaha kecil menengah. Mengapa? Karena sifat pandemi ini tidak memungkinkan orang untuk melakukan aktivitas fisik. Dan kita semua tahu, bahwa usaha kecil menengah terutama sektor informal berada dengan pertemuan fisik . Jadi tanpa adanya aktivitas fisik, sumber pendapatan dan aktivitas ekonomi mereka  pasti akan terpukul keras,” terang Sri Mulyani.

Atas dasar tersebut, pemerintah Indonesia memusatkan perhatiannya terhadap perkembangan UMKM sebagai fokus pembangunan negara dan pemulihan ekonomi sejak awal terjadinya Covid-19. Hal ini dilakukan agar UMKM tetap dapat bertahan selama terjadinya pandemi dan mempercepat pemulihan ekonomi selepas terjadinya Covid.

Digitalisasi sebagai Langkah Pelestarian UMKM

Covid-19 membuat masyarakat Indonesia tidak dapat bertemu secara langsung dalam waktu yang sangat lama. Hal ini tentunya berimbas pada melemahnya sektor UMKM di mana para penjual kehilangan banyak pelanggan yang dahulu biasa datang ke toko mereka sebelum terjadinya Covid-19.

Maka, digitalisasi UMKM menjadi solusi bagi pemerintah Indonesia dalam rangka melestarikan UMKM yang terkena dampak paling besar dari Covid-19. Di samping itu, program ini juga merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh bapak Jokowi.

Jokowi menargetkan sebanyak 20 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat onboarding atau masuk ke toko daring pada 2022 sejalan dengan meningkat pesatnya pasar ekonomi digital.

"Minimal 20 juta dan meningkat 24 juta di tahun depan 2023, dan 30 juta di tahun 2024. Ini target," kata Jokowi saat membuka Rakornas Transformasi Digital dan Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM di Istana Negara, Jakarta, Senin.

Menurut Jokowi, pada masa pandemi COVID-19 tercatat 17,5 juta pelaku UMKM telah masuk ke ekosistem digital.

Jokowi mengupayakan agar lebih banyak UMKM domestik masuk pasar digital untuk mendorong percepatan transformasi ekonomi digital. Ia menginginkan agar Indonesia tidak hanya menjadi penonton di tengah masifnya aktivitas perdagangan digital.

Agar dapat bersaing di pasar digital, diakui terdapat banyak aspek yang harus dibenahi dari sisi kualitas produk hingga kemasannya.

"Saya telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional 2021-2024. Saya ingin ekosistem kewirausahaan kita semakin baik dan akan lahir lebih banyak wirausaha-wirausaha muda yang baru, wirausaha-wirausaha muda yang produktif, kreatif dan yang siap memajukan UMKM Indonesia dan siap bersaing di pasar global," ujarnya.


Jokowi meminta jajaran pemerintah pusat dan daerah bekerja keras untuk memperbaiki ekosistem usaha seperti perizinan, akses permodalan, inovasi dan teknologi hingga kualitas sumber daya manusia (SDM) di industri UMKM.

"Memberikan pelatihan-pelatihan, memberikan pelatihan keahlian-keahlian baru, mengenal dan memanfaatkan teknologi produksi serta berbagai teknologi digital yang bermanfaat bagi pengembangan usaha," ucap Jokowi.

Selain UMKM masuk digital, Jokowi juga meminta koperasi modern berbasis digital ditingkatkan menjadi 500 koperasi pada 2024 dari 250 koperasi di 2022, dan 400 koperasi di 2023.

"Kalau semua kerja keras memiliki keinginan yang sama, mencapai target yang kita tentukan saya yakin insya Allah bisa dilakukan," ujar Jokowi.

Digitalisasi UMKM dari Sisi Para Ahli

Selain bapak Jokowi, para ahli dan pengamat ekonomi juga mengungkapkan pendapat mereka akan digitalisasi UMKM. 

Pengamat ekonomi dan Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira mengatakan usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM) berperan sangat penting dalam digitalisasi untuk mendorong pemulihan ekonomi.

“Peran UMKM dalam digitalisasi sangat penting untuk mendorong pemulihan ekonomi yang inklusif,” kata Bhima saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Bhima mengatakan bahwa di setiap krisis ekonomi, UMKM menjadi tonggak pemulihan paling penting, apalagi saat ini UMKM menyumbang sekitar 60 persen dari PDB nasional.

Selain itu, ujar dia, digitalisasi juga memiliki peran untuk memperluas akses pasar, memperbaiki pencatatan keuangan, mencari sumber bahan baku yang lebih terjangkau hingga sistem manajemen karyawan.

Menurut Bhima, semakin banyak UMKM yang masuk ke ekosistem digital, maka berkorelasi dengan makin tingginya inklusi keuangan.

0 Response to " UMKM, Tonggak Utama Pembangun Negeri"

Posting Komentar