SEPUTAR INDONESIA - Sebagai tonggak ekonomi nasional, petani dan roduk UMKMmemiliki potensi yang sangat besar dalam mengsejahterakan kehidupan rakyat Indonesia. Sayangnya, potensi tersebut terhambat oleh fakta bahwa komoditas ekspor yang berasal dari petani dan UMKM masih terbilang sangat minim dibandingkan yang berasal dari korporasi besar.
Produk UMKM dan komoditas petani Jabar sudah banyak yang dikirim ke luar negeri tapi masih melalui jasa eksportir. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Iendra Sofyan, ekspor Jabar selama ini didominasi produk dan pengusaha besar mencapai 98 persen. Sisanya atau 2 persen diekspor oleh pelaku UMKM.
Iendra mengatakan, pelaku UMKM dan petani penting memiliki kemampuan ekspor secara mandiri tanpa harus melalui jasa eksportir yang berbiaya tinggi. Agar, petani dan pelaku UMKM bisa menikmati keuntungan lebih besar.
"Jadi, diperlukan pelatihan dan pengembangan kapasitas UMKM, dan ini tanggung jawab bukan di satu pemda atau dinas saja, tapi semua stakeholders turut berperan," ujar Iendra saat peluncuran program Kolaborasi Optimalisasi UMKM Ekspor (Kompor) yang diluncurkan dalam sesi Jabar Punya Informasi (Japri) pada rangkaian acara Road to West Java Festival 2023 di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (8/10/2022).
Iendra menjelaskan, untuk memberikan wawasan ekspor mandiri kepada petani dan pelaku UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar mencetuskan program Kompor. "Kami ingin mendorong potensi ekspor produk UMKM di Jabar, meningkatkan prosentase ekspor dari UMKM. Sehingga menggelar Kompor, " papar Iendra Sofyan.
Ekspor Jabar, selama ini didominasi produk dan pengusaha besar mencapai 98 persen. Sisanya atau 2 persen diekspor pelaku UMKM. Jadi, perlu kolaborasi setiap OPD, bukan hanya Disindag saja. Dengan dinas pertanian untuk peningkatan kualitas dan kuantitas produk, dengan dinas UMKM untuk pembinaan ekspor dan dinas-dinas lainnya. "Termasuk dengan pusat dan daerah," katanya.
Pelaku UMKM, sangat antusias dengan program Kompor. Mereka mengaku sangat membutuhkan bantuan khususnya pelatihan ekspor. Beberapa hal yang perlu diperhatikan UMKM untuk mencapai ke level ekspor adalah 1A +4K, yakni administrasi + kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan.
"Akan kita bantu yakni administrasi, kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan atau 1A + 4K," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perkebunan Jabar Jafar Ismail mengatakan, luas wilayah perkebunan Jabar mencapai 470 hektare, yang mana 89 persen milik rakyat, 11 persen merupakan perkebunan negara, dan sisanya dikelola swasta.
Artinya, kata dia, banyak perkebunan dimiliki rakyat namun di sisi lain produksinya masih perlu ditingkatkan.
"Bulan lalu sudah ada petani kopi yang dapat ekspor langsung, sebelumnya melalui eksportir. Berarti sudah mulai ada kemampuan UMKM untuk ekspor mandiri," katanya.
0 Response to "Jokowi Menggelar Pelatihan untuk UMKM dan Petani dalam Memaksimalkan Ekspor Komoditas"
Posting Komentar