Pengamat Kuak Alasan Kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina Bikin Indonesia Kuat

 



Jakarta - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Rusia dan Ukraina dinilai bisa bikin Indonesia kuat di mata dunia.

Pengamat Hubungan Internasional Andrea Abdul Rahman menduga tujuan Presiden Jokowi pergi ke Rusia dan Ukraina bukan hanya membahas kehadiran keduanya pada gelaran G20.

Dia menyebut Jokowi punya agenda besar di balik lawatannya ke negara yang kini sedang berkonflik tersebut.

“Jokowi yang didukung masukan Menlu Retno tentu ingin memperlihatkan netralitas Indonesia dapat melakukan sesuatu yang penting sebagaimana terdapat di UUD 1945,” ujar Andrea kepada GenPI.co, Minggu (26/6/2022).

Andrea menuturkan Indonesia tampaknya ingin memainkan perannya dalam rangka membangun perdamaian dunia.

Dia menambahkan aksi Jokowi bisa memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional.

“Hal tersebut adalah langkah serius bagi Jokowi. Sebab, dia pertama kalinya akan melawat ke luar negeri, tetapi ke daerah konflik,” tambahnya.

Dosen Universitas Budi Luhur itu menyebut Indonesia ingin memperlihatkan posisi netralnya sebagai sebuah negara.

Di sisi lain, kata Andrea, Indonesia juga ingin menjadi katalis perdamaian.

“Ya, setidaknya bisa menurunkan tensi konflik di sana,” ungkapnya.

Menurutnya, Indonesia memang tidak boleh absen dan terkesan permisif atas konflik yang sedang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina Bisa Berbuah Manis, Jika Syarat Ini Bisa Dipenuhi

Apabila kunjungan Jokowi berbuah manis, Pakar Ekonomi Politik Internasional dari Universitas Gadjah (UGM) Jogjakarta, Mada Riza Noer Arfani, menilai akan ada tindak lanjut dengan memanfaatkan Presidensi G20 Indonesia.

Terlebih terkait hal itu, beberapa ahli dan lembaga internasional memprediksi terjadinya resesi hingga stagflasi akibat perang berkepanjangan.

Riza menyarankan agar dibentuk gugus tugas yang khusus menengahi dan membahas isu teknis dari konflik geopolitik Rusia-Ukraina. Dengan begitu, solusi untuk meredam dampak perang dapat terlahir dan berkontribusi pada upaya pemulihan global.

“Ketika nanti misalnya disepakati kedua Kepala Negara (Rusia-Ukraina) hadir di pertemuan puncak pada November (summit G20). Maka yang paling penting adalah menyusun agenda sampai ke November, apa yang harus dilakukan. Itu yang menjadi kunci dari peluang suksesnya mitigasi,” kata Riza.

Kalau ini tidak dilakukan, tutur ia melanjutkan, kunjungan ini hanya menjadi simbolis saja dan mesti dihindari.

Dari pembentukan gugus tugas, dapat dirumuskan komunike bersama, meredakan ketegangan, bahkan membahas mitigasi dampak perang terhadap kesehatan, pangan, dan energi.

Presiden Jokowi pada Minggu (26/6) berangkat ke Jerman memenuhi undangan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7. Dalam forum itu, Kepala Negara akan menyerukan upaya perdamaian.

Presiden Jokowi diagendakan melawat ke Ukraina dan berdialog dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy selepas G7 dan berkunjung ke Rusia untuk menemui Presiden Rusia Vladimir Putin.

Jokowi Terbang ke Rusia dan Ukraina, Menandakan Indonesia Makin Super Power di Mata Dunia

Langkah Jokowi ke Ukraina dan Rusia untuk tujuan perdamaian mendapatkan dukungan dari Komisi Pertahanan DPR.

"Jadi secara prinsip ya tentu kami mendukung langkah aktif ini, tapi perlu juga tetap dijaga kewibawaan kita dan juga agar bisa membuat reaksi positif. Jangan malah membuat hal-hal yang kontra produktif nantinya, tapi intinya kita mendukung," kata anggota Komisi Pertahanan DPR Bobby Rizaldi, hari ini.

Kunjungan Jokowi ke kedua negara yang sedang berkonflik dinilai Bobby menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mulai berperan aktif dalam kancah global. Sikap yang menurut Bobby tidak ditunjukkan pemerintah dalam beberapa waktu terakhir. "Ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya, kita seperti pasif, defensive," kata Bobby.

Perang antara Rusia dan Ukraina dikatakan oleh Bobby berdampak serius, misalnya krisis energi dan pangan, di negara-negara lain.

"Ini yang sangat berbahaya kalau ini terus menerus karena kita baru selesai dari pandemi Covid, kita harus menghadapi potensi adanya krisis energi dan energi pangan," kata Bobby dalam diskusi daring Crosscheck, Minggu (26/6/2022).

Dalam misi perdamaian yang akan dibawa Jokowi dalam kunjungan ke Ukraina dan Rusia, dia akan membicarakan masalah rantai pangan yang harus diaktifkan kembali.

"Dan ini saya rasa adalah kontribusi Bapak Presiden Jokowi, dia melihat perlunya ada peran aktif. Paling tidak perang ini berhenti dulu, negosiasi, setelahnya dengan dialog, bukan dengan blokade, bukan dengan artileri atau perang konvensional," kata Bobby

Langkah Jokowi disebut Bobby menjadi berkontribusi sebagai peacemaker di tengah konflik Ukraina dan Rusia.

Bobby berharap upaya Indonesia menjadi penengah konflik tidak sampai mengintervensi kedua negara.

Peran aktif Indonesia dikatakan Bobby harus mendukung kesetaraan karena posisi Indonesia sebagai salah satu motor negara non blok.

"Jadi saya rasa ini juga memberikan Indonesia peran yang penting sebagai salah satu kontribusi Indonesia peacemaker," ujar Bobby.

 

 

0 Response to "Pengamat Kuak Alasan Kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina Bikin Indonesia Kuat"

Posting Komentar