Jokowi Menjamin Putin akan menjaga Keamanan Pangan dan Stok Pupuk

 


Dalam pertemuan antara Jokowi dan Vladimir Putin, keamanan pangan dan stok pupuk menjadi salah satu topik yang dibicarakan. Setelah melakukan dialog dengan Putin, Jokowi menjamin bahwa Putin berkomitmen untuk menjaga keamanan pangan serta stok pupuk dari Rusia maupun Ukraina.

Jokowi menegaskan bahwa Indonesia hanya ingin melihat perang dapat segera selesai. Diharapkan dengan teratasinya krisis ini, rantai pasok pangan, pupuk, maupun energi dapat segera diperbaiki.

"Saya mengajak seluruh pemimpin dunia untuk bekerja sama kembali menghidupkan semangat multilateralisme, semangat damai dan semangat kerja sama. Hanya dengan spirit ini perdamaian dapat dicapai," kata Jokowi dalam pernyataannya.

Pengaruh perang Ukraina-Rusia terhadap Stok Pupuk Dalam Negeri

Perihal keamanan stok pupuk, sebagaimana diketahui, Rusia adalah pemasok bahan baku pembuatan pupuk yang di mana target ekspornya adalah negara Indonesia. Namun, pecahnya perang antara Ukraina dengan Rusia telah menyebabkan sulitnya mendapatkan bahan baku untuk membuat pupuk. Alhasil, kelangkaan bahan baku tersebut memberikan dampak yang sangat besar terhadap ketersediaan pupuk di tanah air. 

Walau demikian, pemerintah berani menjamin bahwa persediaan pupuk di dalam negeri tetap dapat mencukupi kebutuhan rakyat Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari pernytaan PT Pupuk Indonesia saat ditanya mengenai ketersediaan pupuk di Indonesia.

PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan ketersediaan bahan baku untuk produksi pupuk subsidi maupun nonsubsidi masih tercukupi. Bahan baku fosfat dan kalium untuk kebutuhan produksi NPK masih tersedia dan aman untuk memenuhi kebutuhan sampai setidaknya semester I-2022.

"Kami sudah mengantisipasi kebutuhan bahan baku ini dengan melakukan pengadaan jangka panjang sehingga cukup untuk memproduksi kebutuhan produksi NPK," Wijaya Laksana, dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 27 Maret 2022.

Wijaya mengakui bahan baku pupuk seperti kalium sempat terkendala di tengah meningkatnya ketegangan eskalasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Adapun Rusia terkenal sebagai pemasok utama kalium yang memang tidak tersedia dan tidak dapat diproduksi di dalam negeri karena merupakan barang tambang.

Namun, Pupuk Indonesia telah mengantisipasinya dengan memanfaatkan sumber-sumber bahan baku dari negara lain di luar Rusia, seperti Maroko, Mesir, dan Yordania untuk bahan baku fosfat, serta Kanada, Yordania, Jerman, dan Laos untuk kalium.
 
"Pupuk Indonesia sudah mengantisipasi dengan menyiapkan stok pupuk jangka panjang," tegas Wijaya.
 
Di sisi lain, Wijaya mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia telah menerapkan kebijakan harga khusus untuk pupuk jenis urea non subsidi untuk pasar retail sampai di level distributor. Harga khusus ini berlaku di bawah harga pasar internasional yang saat ini berlaku.
 
Pupuk Indonesia juga sudah memiliki beberapa upaya dalam menjaga harga pupuk non subsidi. Salah satu upaya yang akan dilakukan demi menjaga ketersediaan pupuk non subsidi melalui rencana penyiapan 1.000 kios komersil.

"Ini kami wujudkan dengan memberikan harga pupuk non subsidi domestik lebih murah dari harga di pasar internasional. Sementara harga pupuk subsidi tetap mengikuti ketentuan HET (Harga Eceran Tertinggi) yang diatur pemerintah," pungkas Wijaya.

Persebaran Pupuk terhadap Petani Indonesia

Walaupun stok pupuk dapat dijamin ketersediannya, apabila persebarannya tidak merata bahkan salah sasaran, maka program penyediaan pupuk tersebut adalah sia-sia. Atas dasar demikian, Panitia Kerja (Panja) Komisi IV DPR berpesan kepada pemerintah untuk melakukan redistribusi pupuk bersubsidi. Tindakan demkian diyakini efektif dalam menjaga ketahanan pangan dan inflasi, sepanjang diiringi dengan validasi data penerima. 

Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Eliza Mardian mengatakan pemerintah perlu memperbaiki Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) sehingga kebijakan tersebut lebih tepat sasaran. "Sesungguhnya RDKK sudah bagus, tetapi tetap butuh perbaikan karena ada banyak petani yang belum tercatat. Ini yang perlu diperbaiki," ujarnya, Selasa (21/6).

Eliza menambahkan, redistribusi pupuk bersubsidi merupakan langkah tepat agar distribusi lebih baik dan sekaligus untuk menjaga ketahanan pangan di tengah dinamika geopolitik yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina sehingga berdampak pada pasokan bahan baku pupuk. 

Menurutnya, perang antara Rusia dan Ukraina membawa dampak buruk bagi komoditas pangan sehingga meningkatkan indeks harga konsumen. Musababnya, Ukraina adalah negara yang menjadi pemasok utama fosfat dan kalium yang menjadi bahan baku pupuk. Akan tetapi, kata Eliza, pemerintah juga perlu lebih fleksibel dalam mendistribusikan pupuk yakni dengan mengacu pada identitas serta komoditas yang ditanam oleh kelompok petani.



0 Response to "Jokowi Menjamin Putin akan menjaga Keamanan Pangan dan Stok Pupuk"

Posting Komentar