SEPUTAR INDONESIA - Optimisme Jokowi bahwa inflasi pangan nasional dapat ditekan di bawah lima persen mendapatkan dukungan dari para pakar Agraria.
Pakar pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB University) Dwi Andreas Santosa mengungkapkan upaya pemerintah untuk menekan angka inflasi pangan di bawah lima persen masih masuk akal dan bisa dilakukan.
Menurutnya, kenaikan harga beras memang akan menjadi faktor utama kenaikan inflasi. Namun seiring kenaikan harga beras, harga komoditas pangan lain justru cenderung menunjukkan tren penurunan.
"Karena memang sekarang ini yang nanti akan sangat berperan dalam inflasi sudah tentu harga beras. Ini akan meningkat, tapi harga-harga pangan yang lainnya sudah ada tren mengalami penurunan. Jadi saya kira kenaikan harga beras akan diikuti tren penurunan beberapa harga yang lain," ujarnya kepada wartawan, Kamis, 22 September 2022.
Dwi Andreas menerangkan, kenaikan harga BBM menjadi pengerek inflasi yang paling ampuh. Namun di sektor pertanian, kenaikan harga BBM bersubsidi beberapa saat lalu tidak berdampak signifikan.
"Katakanlah untuk dunia pertanian, BBM ini digunakan untuk apa saja dan itu berapa kira-kira kontribusinya? Sehingga kalau dihitung sedetail itu, mungkin kontribusinya tidak begitu besar juga," papar dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah terus berupaya untuk menjaga inflasi, imbas kenaikan harga BBM dan bahan pangan.
"Inflasi diperkirakan akan naik di September, dan berbagai pengalaman dalam kenaikan BBM, inflasi akan cenderung turun dalam tiga sampai empat bulan ke depan, dan tentunya dengan berbagai program dan pemberian subsidi bantuan untuk sektor transportasi, dengan dana BTT (Belanja Tidak Terduga) dan dua persen DTU (Dana Transfer Umum), pemerintah optimis inflasi pangan dapat ditekan di bawah lima persen," urainya.
Menko Airlangga menambahkan, pemerintah terus melakukan ekstra effort untuk menekan inflasi pangan di kisaran tiga sampai lima persen.
"Kita akan terus menekan inflasi volatile food agar dapat mencapai komitmen awal pada HLM TPIP (High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) Maret lalu yang targetnya tiga sampai lima persen. Jika dilihat secara regional dari 90 kota IHK, ada 66 kota IHK yang realisasi inflasinya di atas nasional. Dan kerja sama antardaerah guna menekan inflasi akan terus didorong semakin efektif akan menjaga stabilitas harga di masyarakat," tegas Menko Airlangga.
0 Response to "Jokowi Optimis Inflasi Pangan di Bawah Lima Persen, Tuai Dukungan Pakar Agraria"
Posting Komentar