Ekonomi Digital, Solusi Jokowi dalam Menghadapi Inflasi Meroket



SEPUTAR INDONESIA - Inflasi merupakan momok yang tidak dapat dihindari oleh semua negara, termasuk juga Indonesia. Dalam menghadapi inflasi yang kian nyata, dibutuhkan solusi yang tepat untuk menjawab tantangan tersebut.

Oleh karena itu, Jokowi menilai optimalisasi ekonomi digital mampu menjadi solusi untuk menekan risiko inflasi yang meroket sebagaimana yang tengah dialami sejumlah negara di dunia.

Pengembangan ekonomi digital diyakini dapat membantu perkembangan ekonomi nasional menjadi lebih cepat, salah satu contohnya adalah dengan terpangkasnya rantai pasok pangan dari produsen ke konsumen.

"Melalui aplikasi, para petani bisa menjajakan produk sayur mayur, buah, hingga hasil ternak langsung ke konsumen akhir," kata Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia.

Selain itu, masyarakat Indonesia juga semakin dipermudah dengan luasnya perdagangan berbasis digital (e-commerce). 

Hal ini juga didukung dengan berkembangnya keuangan berbasis digital (Fintech), pertumbuhan transaksi juga semakin cepat dengan penggunaan uang elektronik (E-money) dan transaksi non-tunai lebih efektif dan efisien.

Hingga hari ini, Jokowi terus menunjukkan komitmen untuk melakukan reformasi struktural perekonomian Indonesia yang mendukung inovasi dan transformasi digital.

Jokowi Dorong Digitalisasi UMKM sebagai Jawaban atas Tantangan Global

Jokowi berkomitmen mendorong pelaku ekonomi kreatif, khususnya UMKM, untuk dapat terus melakukan inovasi, adaptasi, dan terus kolaborasi dalam menghasilkan produk.

Selain itu, Jokowi juga mendorong para pelaku UMKM untuk meningkatkan pemasaran sehingga dapat memberikan dampak yang luas terhadap kebangkitan ekonomi dan terciptanya lapangan kerja. Salah satu hal yang penting untuk dapat dipahami para pelaku UMKM saat ini adalah pentingnya digitalisasi.

"Digitalisasi dapat meningkatkan daya saing dan memperluas peluang bagi pelaku usaha untuk mengembangkan pasar sehingga dapat meningkatkan ekonomi para pelaku UMKM," kata Sandiaga Uno.

Sebagaimana diketahui, ekonomi kreatif, sebagai bagian dari UMKM Indonesia, memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan. Saat ini ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional dengan nilai kontribusi sebesar 7,8 persen.

Adapun nilai ekspor ekonomi kreatif Indonesia pada tahun 2021 telah mencapai 23,9 miliar dolar AS. Sebelumnya, pada 2020 ekonomi kreatif Indonesia baru berada pada angka 18,8 miliar dolar AS.

"Jika selalu mengikuti pelatihan digitalisasi, UMKM akan mampu menjawab tantangan dan halangan yang ada. Harapan kami juga agar pelaku UMKM dapat tergabung dalam program Gernas BBI," tutur Sandiaga.

0 Response to "Ekonomi Digital, Solusi Jokowi dalam Menghadapi Inflasi Meroket"

Posting Komentar