Jokowi Mendorong Ekonomi Inklusif Nasional Melalui Keuangan Syariah Berbasis Pesantren




SEPUTAR INDONESIA - Dalam rangka mengembangkan potensi ekonomi nasional, diperlukan peningkatan akses inklusi keuangan, khususnya keuangan berbasis syariah di dalam negeri. 

Untuk mengembangkan lebih jauh potensi keuangan syariah di Indonesia dalam upaya memperkokoh perekonomian negara, Jokowi mendorong digalakannya integrasi ekonomi riil dan keuangan inklusif di Pondok Pesantren. 

“Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 18 Tahun 2019, pondok pesantren memiliki fungsi pemberdayaan ekonomi sehingga potensi dimaksud dapat mendorong pesantren sebagai agent of development dalam rangka pemberdayaan pesantren serta UMKM masyarakat disekitarnya,” tutur Iskandar Simorangkir, Ketua Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI).

Lebih lanjut, pondok pesantren sendiri merupakan center of excellence dalam rangka membentuk generasi penerus yang cerdas intelektual, spiritual, dan sosial sehingga dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang terampil, jujur, dan berkarakter. 

Dalam menyelenggarakan fungsi pemberdayaan masyarakat, pesantren melaksanakan aktivitas dalam menyiapkan sumber daya manusia yang mandiri dan memiliki keterampilan agar dapat berperan aktif dalam pembangunan.

Dalam peningkatan inklusi keuangan, DNKI terus meningkatkan kerja sama secara intensif dengan pondok pesantren baik berupa edukasi maupun sosialisasi sehingga pesantren dapat berpartisipasi pada program seperti Simpel iB, Laku Pandai, Pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta Koperasi Pondok Pesantren.

Jokowi Tekankan Pentingnya Peran Santri bagi Perjuangan Bangsa Indonesia

Dalam memperingati Hari Santri Nasional 2022 yang mengusung tema “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”, Jokowi memberikan pandangannya tentang santri. 

Menurut Jokowi, setiap zaman selalu ada santri yang berdiri dan berjuang untuk bangsa. 

“Setiap zaman yang dilalui bangsa Indonesia, memiliki tantangannya sendiri. Dan di setiap zaman itu, selalu ada para santri yang berdiri dan berjuang di tempat terdepan untuk menjawab dan menjadi jalan keluar bagi bangsa ini,” tulisnya.

“Menjadi santri adalah menjadi pribadi yang berakhlakul karimah, cinta bangsa, dan berpikiran maju,” tambah dia di caption Instagram @jokowi.

Selain itu, Ma’ruf Amin berpendapat bahwa santri juga harus mempertahankan tiga prinsip dasar santri. Prinsip pertama adalah hubul wathon minal iman yang artinya cintah tanah air.

Prinsip kedua, santri harus memegang teguh mitsaq wathoni atau kesepakatan dalam bernegara. Kemudian prinsip ketiga, santri harus menjadi pemakmur bumi dalam mengembangkan ekonomi melalui pertanian, perkebunan, pertambangan, dan perindustrian.

0 Response to "Jokowi Mendorong Ekonomi Inklusif Nasional Melalui Keuangan Syariah Berbasis Pesantren"

Posting Komentar